Senin, November 26, 2007

Team Work == Work for the Team

Pada umumnya kegiatan manusia dilakukan secara berkelompok. Ini wajar. Manusia selalu memerlukan manusia lainnya. Secara bersamaan, dalam kelompok pun manusia memangsa manusia lainnya. Ini terjadi dimana-mana baik di dunia akademik, di dunia pelayanan, di dunia bisnis dan di dunia lain.
Sekelompok manusia, pastinya terdiri dari manusia tapi dengan kepentingan dan posisi yang berbeda-beda. Ada yang punya talenta untuk menguasai-mengendalikan, dan ada yang rela [atau tidak rela] berada pada posisi dikuasai-dikendalikan. Yang menguasai biasanya jadi lebih kejam jika dia menyadari bahwa yang dikuasai mempunyai kemampuan lebih. Usaha untuk menguasai jadi lebih hebat, dengan menjaga yang dikuasai selalu akan bergantung padanya dalam segi yang lain.

Skenario itu terjadi pada mahasiswa dalam kerja kelompoknya. Ketika disadari one of the best of class ada di kelompok, maka kecenderungan yang muncul adalah bergantung pada sang terbaik. Jika untuk menyerap kemampuannya sehingga tertular dan mendongkrak kemampuan intelektualnya, itu baik. Tapi sebaliknya, kecenderungan yang terjadi adalah menyerahkan semua beban tugas kepada sang terbaik dan membiarkannya WORK FOR THE TEAM. Ini suatu kejahatan. Jika sang terbaik sadar dirinya diperas untuk bekerja dan tak rela hasilnya dibagi rata, maka dengung perpecahan dikumandangkan seakan sang terbaik adalah oknum pelaku tindak ketidak-setiaan terhadap kelompok. Jika sang terbaik tidak kuat menghadapi tuduhan, maka akan selalu mendapat jatah work for the team. Kebutuhan manusia akan manusia lain sungguh menjadi kebutuhan yang harus terpenuhi. Tapi itu tidak harus dipenuhi dengan meletakkan diri sebagai pemuas kebutuhan manusia lain.

Setiap manusia membutuhkan manusia lain. Itu berarti sang terbaik pun dibutuhkan. Bahkan kelompok membutuhkannya lebih dari membutuhkan manusia lain. Sang terbaik selayaknya menyadari ini sebagai kesempatan untuk menguasai untuk memberdayakan, sehingga team work berarti team work. Menghentikan mereka merusak diri dengan menggantungkan hasil dari keringat orang lain dan membiarkan otak tak berdaya lalu terancam tak berguna.
Sang terbaik akan tetap menjadi terbaik. Tapi dia menjadi mulia ketika keterbaikannya membuat manusia-manusia di dalam kelompoknya menjadi yang terbaik juga.

Tidak ada komentar: