Selasa, Maret 25, 2008

Follow Up

Selesai berakrab-akrab dalam suasana yang santai dengan sepenuh hati, ada waktunya melakukan evaluasi terhadap semua yang sudah dicapai, dan hasil perjalanan sampai detik ini. berbekal hidangan selera campur aduk [Roti tawar isi meses didampingi oleh cakwe dan kripik singkong] di samping ini, sekelompok orang-orang yang mewakili stakeholder-stakeholder di Prodi Sistem Informasi (SI) UKDW melakukan pertemuan.
Semangat yang paling jelas adalah mencari tahu apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan prodi SI dengan 3 angkatan mahasiswa pertama: angkatan 2005, 2006, 2007. Profil penambahan jumlah mahasiswa di prodi ini ternyata belum disaingi dengan peningkatan prestasi akademik mahasiswa di semua angkatan. Sementara peningkatan jumlah mahasiswa salah satunya karena kesempatan yang terbuka bagi lulusan SMA jurusan IPS untuk menimba ilmu di SI. Jumlah mereka sangat signifikan. Semangat Bhineka Tunggal Ika juga nampak dari komposisi mahasiswa yang berimbang dari Indonesia barat sampai timur. Warna yang indah.
Keprihatinan ditujukan paling tinggi terhadap prestasi akademik yang masih kelihatan lesu unjuk gigi di skala 2.75-4.0. Ganjalan PEMROGRAMAN dan MATEMATIKA memang sudah menguasai hati mereka sehingga semangat yang belum cukup dewasapun cepat patah di tengah jalan, bahkan di awal perjalanan. Harus dicari cara apalagi yang buat pemrograman dan matematika tidak jadi monster. Mesti ditingkatkan lagi kerja sama dalam identifikasi masalah dan mengatasi masalah. Salah satu yang harus diberantas adalah cara belajar lama zaman putih-abu2 yang masih dipelihara seakan tak ada pilihan oleh beberapa rekan mahasiswa. Jawaban persoalan atau solusi masalah tidak selayaknya dihafalkan, karena itu bukan nama-nama Ibukota Negara-negara di dunia. Solusi selayaknya dihasilkan dari pemikiran yang kritis dan logika. Untuk ini, kemampuan dasar menyelesaikan masalah jadi penting, sehingga ketika menggunakan bahasa pemrograman untuk menyelesaikan masalah tidak melihat bahasa itu jadi momok, tapi jadi alat. Alat yang dapat dikuasai melalui latihan-latihan yang intensif dan meningkat.

Selayaknya potongan lirik lagu : "Sentuhlah dia, tepat di hatinya...." demikian juga dengan perjuangan untuk menguasai bahasa pemrograman. Awal mula berkenalan hal-hal yang asing itu perlu berkenalan sampai hati, sehingga terdengunglah suara kelegaan : "oh...... gitu", atau orang Jepang sering bilang :" SOKAAAAAA.....". It has to be MAKE SENSE to them. Kalau tidak masuk akal, tidak masuk hati... taklah disayang.

Selalu masih ada harapan untuk berbenah, memperbaiki diri, berkolaborasi, berbagi beban dan menggapai prestasi. Tinggal satu pertanyaan, mau atau tidak.

Tidak ada komentar: