Rabu, Mei 28, 2008

Bekal Kuliah

Di saat situasi ekonomi terasa sulit dengan naiknya harga BBM dan barang, terutama bahan pangan pokok, maka wajar jika banyak orang mengeluh. Apa lagi hari-hari ini dimana tahun ajaran baru akan segera tiba. Perjuangan dan tantangan makin berat. Reaksi kita bisa bermacam-macam:
  1. bersyukur karena paling tidak masih bisa hidup secukupnya atau seadanya,
  2. biasa-biasa saja karena itu urusan orang tua,
  3. kecewa lalu melakukan demonstrasi dengan bekal teriakan dan makian
  4. putus asa, terima apa-adanya, tokh akhirnya semua orang mati hanya caranya saja beda-beda
  5. berjuang selagi masih bisa, sekecil apapun harapan jadi semangat untuk berpikir dan bertindak
Reaksi kita berperan pada hidup kita. Kalau hanya kecewa, banyak temannya dan tidak sulit untuk dilakukan. Lihat saja gambar pada suatu harian hari ini yang menunjukkan segerombolan mahasiswa yang berdemo membawa poster-poster yang penuh makian dan tidak bermakna. Misalnya poster yang menyatakan : "ADILI ANJING-ANJING KORUPTOR!" ini anehkan? Yang melakukan korupsi adalah orang yang mungkin memiliki anjing, seharusnya koruptornya yang diadili, bukan anjingnya. Lalu, kalau ada koruptor yang tidak punya anjing, bagaimana? Apakah anjing tetangganya yang akan diadili. Betul-betul tidak bermakna apa-apa, malah terkesan guyonan atau malah tidak berperikehewanan [hmmm... ada ya?]. Kecewa dan Marah boleh saja, tapi kalau mengaku kaum intelektual ya mustinya pakai logika.

Kecewa dengan keadaan ekonomi yang tidak kunjung membaik, harusnya memicu kreatifitas dan semangat pantang menyerah. Seorang mahasiswa Sistem Informasi UKDW membuktikan semangat itu. Menyadari kondisi keuangan orang tua tidak memungkinkan, dia berjuang dengan kakaknya yang berkebun Strawberry di Purbalingga. Kiriman buah strawberry ke Jogya setiap hari disalurkan ke berbagai konsumen. Ini dia lakukan dengan semangat, sebesar semangatnya untuk kuliah yang menghasilkan prestasi yang membaik. Hasil kebun yang bagus-bagus itu menjadi modal baginya untuk meneruskan kuliahnya. Ini perjuangan hidupnya dan dia berusaha bertanggung jawab atas hidupnya. Ini namanya demonstrasi juga, bahwa seberat apapun situasi tidak akan buat dia menyerah, apalagi buat spanduk-spanduk penuh amarah yang gak logis, dan tidak memberi solusi.

Tidak ada komentar: