Selasa, Januari 08, 2008

Biang Keladi

Membuka semester baru di tahun ajaran, umumnya mahasiswa semangat sekali dengan mengambil SKS sebanyak-banyaknya. Jika jatah mereka yang ditentukan oleh nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif)dan IPS(Indeks Prestasi Semester) sisa 1 SKS dan tidak cukup untuk menambah pengambilan 1 matakuliah berharga 2 SKS atau 3 SKS, maka dengan penuh semangat dan harapan mereka meminta keringanan, dispensasi, dan tambahan SKS khusus dari Kaprodi.

Hal yang tidak disadari adalah, batasan pengambilan SKS berdasarkan IPS dan IPK dirancang sedemikian rupa untuk membantu mereka mengemban jumlah SKS yang sesuai dengan prestasi mereka. IPS dan IPK bernilai kurang dari 2 memang lebih diharapkan fokus terhadap beberapa matakuliah saja. Tapi nyatanya tidak begitu, mereka ingin lebih sekalipun gagal membuktikan bahwa mereka mampu bertanggung jawab. Ada saja biang keladinya: dosen yang sulit, tidak bisa bangun pagi sehingga tidak pernah masuk kuliah pagi, terlalu banyak main game sehingga waktu belajar tersita, terlalu banyak tugas kuliah, sial berada di kelompok pemalas jadi ketularan, dan punya masalah dengan pacar.

Waduh, hidup mereka jauh lebih kompleks dari pada dosen-dosennya yang sudah berkeluarga dan harus menghidupi keluarganya dengan penghasilan yang jauh di bawah para anggota DPR (ya jelaslah...).

Pengambilan matakuliahpun jadi kesempatan menentukan: siapa dosennya itu lebih penting dari pada yang diajarkan. Ada matakuliah wajib semester awal yang belum diambil oleh mahasiswa tingkat madya, hanya karena dosen yang mengampu matakuliah tersebut tergolong disiplin tinggi. Sementara, jika ada matakuliah yang seharusnya belum waktunya diambil, tapi diampu oleh dosen yang nilainya murah hati (berhubung dosen ini sibuk sekali jadi foto model), maka mahasiswa bersemangat untuk meminta belas kasihan untuk dapat mengambil matakuliah tersebut.

Jadi apa yang dikejar? Ilmukah? wah ini bisa berada diurutan bawah. Nilai. Yang penting nilai. Sudah mulai luntur idealisme dalam menampilkan performa yang sesungguhnya. Hari-hari kuliah kemarin berlalu begitu saja, sampai tak terasa apa yang diberikan dan tertinggal sebagai pengetahuan yang mengubah dirinya menjadi manusia yang lebih baik, dan memberi makna bagi orang-orang di sekitarnya.

Tidak ada komentar: