Kamis, Januari 03, 2008

Dieng : Liburan Singkat

Libur adalah masa yang menyenangkan dan menimbulkan banyak ide untuk mengisinya dengan aktifitas di luar kebiasaan. Aktifitas-aktifitas ini berpotensi besar untuk memberikan keuntungan bagi pihak-pihak lain. Karena itu, tak heran jika salah satu mantan Presiden republik ini mencanangkan banyak hari libur. Bagi-bagi rejeki adalah salah satu alasannya.

Libur akhir tahun ini cukup spontanitas. Bermula dari perjalanan setengah tugas ke suatu tempat bernama Tambi di Wonosobo, kami memutuskan untuk datangi lagi tempat itu. Tambi adalah suatu nama Agrowisata Teh di daerah Wonosobo yang berjarak hanya 14 km dari Dieng Plateu. Dengan fasilitas penginapan yang lebih dari baik, dan layanan makan pagi plus malam, tempat ini layak saja dipenuhi pengunjung. Tahu aja mereka.

Dieng Plateau tentu saja jadi objek singgahan segera setelah tiba. Tidak ada kata lelah dalam liburan, lelah itu hanya untuk bekerja. Kebodohan karena tidak membawa baju hangat pun tidak cukup mengurungkan niat untuk berjalan sepanjang salah satu sisi danau warna. Kabarnya dulu berwarna pelangi, alias warna-warni, kini hanya warna hijau pupus saja yang tertinggal. Apa mungkin warna-warna pelangi kalau dicampur jadi satu menjadi hijau pupus? [silly!!]
Udara dingin bukan hanya karena ketinggiannya yang melebihi tinggi Merapi tetapi juga karena angin dan hujan gerimis yang menemani kabut tebal di sekitar danau. Tenang sekali, udaranya segar, sekalipun kadang-kadang bau belerang mengganggu. Nyamannya.... haaaahhhhhh....

Lokasi singgahan lain di sekitar danau adalah kawah dan candi-candi. Kawah tidak buka saat kami mau singgahi, tapi candi-candi sempat kami singgahi sekalipun kabut makin tebal. Tebalnya kabut membuat udara makin dingin, sayang tidak bawa termometer, tapi kalau dibilang 15 derajat celcius,mungkin lho. Kalau udara sudah dingin begitu, bawaannya lapar. Sayangnya tidak ada tempat makan yang cukup representatif, alhasil warung sekedarnya pun tak apalah, sekalipun setelah itu lidah rasanya tak nyaman karena kentalnya kandungan MSG. [okay, sekali ini saja ya].



Pemandangan antara Dieng dan Tambi luar biasa. Penggunungan, lembah, ladang, hijaunya. Indah, tapi kusadari bahwa ladang-ladang kubis, wortel dan sayur-mayur lainnya itu ternyata menggunduli lereng-lereng bukit dan gunung. Habislah pohon-pohon berkayu keras itu. Hijau saja memang tapi tak cukup berkualitas dalam mempertahankan keseimbangan alam. Semoga tidak terjadi longsor.
Selain sayur mayur, tentu saja tanaman teh merajai sebagian lereng lainnya.
Tambi adalah agrowisata teh. Pagi harinya kami berkesempatan mendapatkan seminar di alam terbuka dan pabrik teh. Dari cara memetik, sampai proses pengolahan daun teh tersebut menjadi siap eksport ke beberapa negara di Eropa dan Amerika. Hebatnya, teh-teh asli Tambi itu kita beli dengan bangga dalam kemasan bermerek dari negara-negara pengimpor teh kita. Ya ampun, berarti kita beli kemasan doang donk. [Capek deh!! Kapan sih kita bangga pada produk sendiri yang dikemas sendiri?]


Perjalanan pulang adalah perjalanan petualangan. Kami melewati jalan pintas yang tembus langsung ke Parakan. Wow.. seperti naik jet coster buatan alam. Sebelah kiri jurang dengan pemandangan yang luar biasa indah, sebelah kanan tebing. Mobil melaju pelan, santai dan menikmati kelok-kelok, liku-liku yang turun dan naik. Betul-betul petualangan. Kadang jalan di depan tidak kelihatan kemana. Hah!!! Rasanya deg-degan tapi menyenangkan. Melalui kabut adalah hal lain, pandangan di depan tak jelas, penuh misteri rasanya. Udara dingin dinikmati sambil mengirit bensin karena tanpa AC. Asyik, mau lagi.

Tidak ada komentar: